GAYA LORENTZ
1.
Medan Magnet
Medan Magnet adalah medan vektor,
karena besaran medan adalah suatu besaran vector (Sutrisno, 1979: 79). Medan
magnet terbentuk dari gerakan electron. Medan magnet memiliki arah, kecepatan,
dan intensitas yang digambarkan sebagai garis-garis fluks dan dinyatakan dengan
simbol
fluks dalam
besaran weber.
Besarsan kerapatan medan magnet
dinyatakan dengan banyaknya garis-garis fluks yang menembus suatu luas bidang
teertentu dan mempunyai simbol B
kerapatan fluksi dalam weber/m2 (
WB/m2).
Intensitas medan magnet disebut
sebagai kuat medan dan dinyatakan dengan besarnya flukssepanjang jarak
teretentu, mempunyai simbol B
kuat medan dalam ampere/m (A/m).
(Zuhal,
1997: 2)
Medan magnet merupakan besaran
vector sehingga B disebuah titik yang disebabkan oleh sejumlah muatan listrik
yang bergerak merupakan hasil penjumlahan secara vector.Dikenal istilah Fluks
medan magnet
yang merupakan hasil proyeksi medan magnet
disemua luasan yang ditembusnya. Fluks medan magnet
yang menembus luasan ds adalah nol.
Gejala kemagnetan merupakan
peristiwa yang sudah umum dalam kehidupan sehari-hari. Bumi merupakan magnet
raksasa dengan kutub utara magnet bumi berda didekat kutub selatan bumi., dan
kutub selatan magnet bumi berada didekat kutub Utara bumi. Magnet dapat
dibentuk oleh dua kutub, yakni kutub utara (U) dan kutub selatan.(S), posisi
kutub utara dan selatan magnet bumi dapat berubah bila semua logam dari perut
bumi dipindahkan kesalah satu kututb atau karena arah rotasi bumi berubah
(misal dari timur ke Barat dari utara ke Selatan.
(Priyambodo,
2009: 375).
Disebuah titik dikatakan ada medan
magnetik bila ada gaya (disamping gaya elektrostatik,kalau ada) bekerja
terhadap sebuah muatan bergerak ditik itu. Medan magnetic, seperti halnya medan
listrik, merupakan medan vector, yang besar dan arahnya disembarang titik
diperincikan berdasarkan sebuah vector B yang disebut induksi kemagnetan. Arah
gerak suatu /sebuah muatan terhadap mana medan magnet tidak mengerjakan gaya
ditentukan sebagai arah vektor B. (Zemansky, 1986: 717)
Untuk memperkenalakan konsep medan
magnetik secara wajar, akan meninjau ulang perumusan mengenai interaksi
listrik, dimana didalamnya diceritakan mengenai medan listrik. Disini akan
menyajikan kembali interaksi listrik dalam dua langkah.
a.
Sebuah
distribusi muatan listrik yang diam menciptakan sebuah medan listrik
dalam ruang sekitarnya.
b.
Medan
listrik itu mengerahkan sebuah gaya
= q
pada setiap muatan yang lain yang hadir dalam
medan itu.
Kita dapat menjelaskan interaksi
magnetik dengan cara yang seru:
a.
Sebuah
muatan yang bergerak atau sebuah arus menciptakan sebuah medan magnetic
(magnetic field) dalam ruang sekitarnya (sebagai tambahan untuk medan
listriknya)
b.
Medan
magnetik itu mengerahkan sebuah gaya F pada setiap muatan lain yang
bergerak atau arus yang hadir dalam medan itu.
Ciri atau karakteristik dari gaya magnetik
pada mauatan bergerak adalah:
a.
Gaya itu sebanding dengan besarnya
muatan tersebut. Jika jumlah muatan 1
C dan sebuah muatan 2
C bergerak melalui medan magnetic yang diberikan
dengan kecepatan yang sama, maka gaya pada muatan 2
C adalah dua kali besarnya gaya pada muatan 1
C.
b.
Gaya magnetic juga bergantung pada
kecepatan partikel tersebut. Ini agak berbeda dari gaya medan listrik, yang
sama apakah muatan itu bergerak atau tidak. Sebuah partikel bermuatan yang diam
tidak mengalami gaya magnetik. (Young, 2004: 294)
Percobaan-percobaan dengan berbagai
macam muatan yang bergerak dengan kecepatan berbeda pada titik tersebut
memberikan hasil-hasil berikut untuk gaya magnetik.
a.
Gaya
tersebut sebanding dengan muatan q, gaya pada muatan negative memiliki
arah yangberlawanan dengan arah gaya pada muatan positif yang bergerak dalam
kecepatan yang sama.
b.
Gaya
tersebut sebanding dengan kecepatan v.
c.
Gaya
tersebut tegak lurus terhadap arah medan magnetik maupun kecepatannya.
d.
Gaya
tersebut sebanding dengan sin
, dengan
merupakan sudut antara kecepatan v dan
medan magnetik B. Jika v sejajar baik searah maupun berlawanan
arah dengan B, maka gayanya sama dengan nol. (Tipler, 1996: 211)
Gaya Magnet
antara dua muatan lebih rumit dari pada gaya listriknya karena ketergantungan
pada kecepatan dan hasil perkalian silang. Pertama-tama persamaannya adalah
bahwa besar kedua gaya bergantung pada hasil kali muatannya dan kebalikan
kuadrat jarak muatannya. Namun arah gaya magnet tidaklah disepanjang garis yang
menghubungnkan kedua muatan itu (jadi bukan gaya sentral), kecuali jika v
tegak lurus pada r; gaya itu selalu terletak pada bidang yang dibentuk
oleh r dan v, dan gaya itu selalu tegak lurus pad v.
(Reitz, 1993: 201)
Kita telah melihat bahwa kawat
pembawa arus mengalami gaya ketika diletakkan dimedan magnet. Karena arus pada
kawat terdiri dari muatan listrik yang bergerak, kita bisa mengharapkan bahwa
partikel muatan yang bergerak bebas (tidak pada kawat) juga kan mengalami gaya
ketika berlawanan medan magnet.
Gaya yang paling besar terjadi
ketika partikel bergerak tegak lurus terhadap B (
= 900). F max = q.v.B. Gaya
terbesar nol, Jika partikel bergerak paralel dengan garis-garis medan (
= 00). Arah gaya tegak lurus terhadap medan magnet B dan terhadap
kecepatan partikel v.
2.
Gaya Lorentz
Gaya
Lorentz adalah gaya yang dittimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak (arus
listrik) yang berada dalam suatu medan magnet, B. Arah gaya ini akan
mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vector arah gerak muatan listrik (V)
ke arah medan magnet B, seperti yang terlihat dalam persamaan berikut:
Keterangan :
F adalah gaya
(dalam satuan Newton)
B
adalah medan magnet (dalam satuan tesla)
q
adalah muatan listrik (dalam satuan Coulumb)
v
adalah arah kecepatan muatan (dalam satuan meter per detik)
X
adalah perkalian silang dari opersi vector
Gaya Lorentz yang dialami oleh kawat berarus
listrik didalam medan magnet adalah
Keterangan :
F
= gaya (Newton)
B
= medan magnet (tesla)
L =
panjang kawat listrik yang dialiri arus listrik dalam satuan meter.
Arah gaya Lorentz adalah tegak lurus dengan
arah medan magnetik dan juga arah arus listrik. Untuk memudahkan arah gaya
Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan. (Tim Dosen,
2013: 18).
Dibawah ini adalah penggunaan kaidah tangan
kanan
Sebuah partikel bermuatan listrik
yang bergerak dalam daerah medan magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini
juga dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya
lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat
juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat
dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya
Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari
tengah, menunjukkan arah arus listrik ( I ). Untuk muatan positif arah
gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak
berlawanan dengan arah arus.
Bila sebuah partikel bermuatan
listrik bergerak tegak lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhi selama
geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah
muatan positif bergerak dalam medan magnet B (dengan arah menembus
bidang) secara terus menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya
Lorentz yang timbul menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan
negatif. Persamaan-persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak dalam
medan magnet homogen sedemikian sehingga membentuk lintasan lingkaran adalah :
*Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v
. B
*Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan
menyamakan kedua persamaan kia mendapatkan persamaan :
Keterangan:
R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m )
m = massa partikel dalam kilogram ( kg )
v = kecepatan partikel dalam meter / sekon ( m/s )
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )
q = muatan partikel dalam coulomb ( C )
R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m )
m = massa partikel dalam kilogram ( kg )
v = kecepatan partikel dalam meter / sekon ( m/s )
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )
q = muatan partikel dalam coulomb ( C )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar